Bhocil'hoho..

Menu yang disajikan di sini adalah Siomay dan Batagor. Menu favorit pengunjung Siomay. Buka mulai pkl. 10.00 - 19.00. Kapasitas tempat bisa untuk 20 orang (foocourt). Biasa ramai saat Weekend dari pukul 11.00 14.00 wib. Parkirnya sepanjang Jl Lamandau IV, ada tukang parkirnya.Dekat dengan Pasar Burung Barito. Kelebihan yang dimiliki depot ini Siomay menggunakan daging ikan tenggiri dan tanpa menggunakan bahan pengawet. Sebagai alternatif Anda dapat mencoba Roti Bakar Cikajang yang berada di sekitar lokasi.
Bhocil'hoho..

Menawarkan menu Soup Kuah Bening Domba, Gulai Domba, Hati, Ginjal, Jantung, Torpedo Domba dan lain-lain. Menu andalan adalah Sate Bakar Domba dan Pisang Goreng Mayonaise. Buka setiap hari dari jam 11.00 - 24.30 Ramai dari jam makan malam saat weekend. Tempat tersedia untuk ± 20 orang.Terletak di kawasan yang selalu padat setiap harinya. Areal parkir yang tersedia tidak begitu luas, akan tetapi Anda dapat memarkir kendaraan di sekitar lokasi. Sebagai alternatif Anda dapat mencoba Bakmie Gang Mangga yang terletak di sekitar lokasi.
Bhocil'hoho..

Merupakan outlet terbaru di kawasan Jl. MH. Thamrin tepatnya di Jl. Kebon Sirih Raya no. 59 Menteng Jakarta Pusat, yang dibuka pada pertenggahan tahun 2005. Resto ini memiliki 6 private room dan di antaranya dilengkapi fasilitas untuk karaoke. Enam Private room tersebut mempunyai kapasitas yang bervariasi mulai dari 10 hingga 60 orang. Selain itu, dengan kapasitas 350 tamu, Penang Bistro Kebun Sirih menawarkan suasana paduan natural kayu dan bebatuan dengan sentuhan yang clean dan minimalis. Tersedia juga fasilitas vallet parking untuk memudahkan Anda jika membawa mobil.Untuk pilihan menu, Anda dapat memilih jenis makanan ber-Kari, seperti Claypot chicken curry jika Anda suka. Atau, jika tak ingin makanan terlalu berat, cobalah Roti Canai with Chicken Curry. Untuk minuman penyegar, Anda dapat coba menikmati kesegaran jus kedondong atau Ambula.
Bhocil'hoho..

Racikan nasi yang sebelumnya diolah dengan santan kelapa dan bumbu rempah-rempah ini memang memiliki citarasa tersendiri. Dengan taburan bawang goreng dilengkapi berbagai lauk-pauk pilihan, disajikan saat masih hangat tentu menggoda perut yang sedang lapar. Rasanya gurih, pulen, dan beraroma wangi. Mau?Siapa yang tak tahu Nasi Uduk Betawi? Nasi yang sangat populer di Ibukota ini merupakan kuliner khas yang paling orisinil, meski ada yang menyebut nasi uduk terinspirasi kuliner khas India yang juga menyajikan menu 'nasi gurih' serupa dengan nasi uduk Betawi, namun nasi gurih India diolah dari beras basmati, sementara nasi gurih khas Betawi bisa menggunakan beragam beras pilihan.Meski bahan utamanya beras, yang mudah diperoleh di pasar atau toko sembako dekat rumah, namun cara pengolahannya cukup rumit. Butuh ekstra ketelatenan agar hasil rasa yang diperoleh semakin maksimal. Pertama nasi dikukus dengan santan, daun salam, pala, kayu manis, jahe, daun serai dan merica. Hasilnya hmm.. terciptalah nasi yang beraroma wangi nan menggoda selera.Dahulu, Nasi Uduk biasa disajikan dalam bungkus daun pisang yang berbentuk kerucut. Seiring dengan perkembangan kuliner yang lebih inovatif, Nasi Uduk tidak selalu dibungkus daun pisang, tapi hanya diletakkan di atas piring. Anda bisa memilih lauk sesuai keinginan. Ada ayam goreng, ati, ampela, sate usus, tempe dan tahu goreng, empal dilengkapi dengan semur serta sambal yang juga bisa dipilih yakni sambal kemiri atau sambal kecap manis.Berbagai warung makan yang telah sukses berbisnis dengan label hidangan "Nasi Uduk" juga semakin bermunculan di luar kota Jakarta, diantaranya Nasi Uduk Remaja di Solo, Nasi Uduk 98 di Bandung, Nasi Uduk Kebon Kacang di Denpasar, dan masih banyak warung Nasi Uduk lain yang tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan, ada yang telah membuat bisnis franchise yang sukses seperti Nasi Uduk Gondangdia. Harga per porsi rata-rata Rp.7000 hingga Rp10.000 bervariatif tergantung lauk yang dipilih. Cukup murah bukan? Hitung-hitung sambil makan enak dengan harga cukup murah, kita ikut melestarikan kuliner Betawi. Yuk, makan nasi uduk!
Bhocil'hoho..

Pada suatu kesempatan seusai menghadiri KTT APEC, Presiden Amerika, Obama tak segan mengatakan kerinduannya akan masakan Indonesia yang berbentuk bulat ini kepada Presiden SBY. Ya, bakso! Jangankan presiden, semua orang pasti suka dengan makanan yang terbuat dari daging sapi ini. Tua-muda, anak-anak dan dewasa, pasti akrab dengan makanan yang kerap dijajakan berkeliling di sekitar rumah kita ini.Bakso sejatinya diadaptasi dari makanan khas Tionghoa. Bakso sendiri, dalam bahasa Cina, berarti daging babi yang berbentuk bulat (bak : daging babi, so : menggumpal). Namun, dalam perkembangannya bakso tidak hanya dibuat dari daging babi melainkan daging sapi. Hal ini karena menyesuaikan dengan selera masyarakat di Nusantara yang mayoritas beragama Islam dan tidak mengkonsumsi daging babi. Bakso memang sangat populer di Indonesia, tempat yang paling terkenal dengan Baksonya adalah Solo dan Malang. Di Malang, bahkan ada Bakso Kota Cak Man yang telah me-waralaba-kan mereknya di seluruh Indonesia. Nama bakso lain yang ikut diburu pecinta bakso di Malang antara lain ada Bakso Solo Jagalan, Bakso Keju, Bakso Gundhol, dan Bakso Bakar Trowulan yang menawarkan sajian bakso yang dibakar dan diberi bumbu saus kacang yang gurih. Makanan favorit cross gender dan umur ini, juga telah dikreasikan dengan berbagai pilihan rasa dan bentuk. Di antaranya seperti bakso ikan (hie-wan) dan bakso dari daging ayam, soal bentuk juga beragam ada bakso gepeng dan bakso kotak yang sama-sama banyak peminatnya. Di Solo sendiri bakso biasa disajikan dengan mie soun dan sayuran, Anda bisa menjajal semangkuk bakso di Bakso Remaja yang tak pernah sepi pembeli di daerah Kartopuran. Terdapat pula Bakso Komplit Keprabon, Bakso Alex, Bakso Klewer, Bakso Rusuk, dan Bakso Kadipolo sebagai alternatif atau pembanding.Sebagai pelengkap, bakso biasa disantap dengan siomay, kekian(gorengan), dan juga tahu tim. Kemudian, dituangi kaldu sapi pekat, ditaburi rajangan daun bawang dan bawang goreng, mantap.. rasanya! Jangan lupa, Anda juga bisa menambahkan kecap, saus cabe dan saus tomat. Bakso yang disantap selagi masih panas, rasanya kenyal dan berserat apalagi pas hawa dingin, Wah.. dijamin Anda akan ketagihan ingin menikmati menu yang nikmat dan merakyat ini.
Bhocil'hoho..

Selasa, 29 September 2009Meski Lebaran telah lewat, tapi "si Mbok" belum juga balik dari kampung. Saat pembantu masih mudik, urusan dapur sering jadi berantakan, terutama bagi kaum hawa yang tak mau repot menyiapkan makan untuk keluarga. Nah, kenapa tidak mencoba jajanan kaki lima yang murah di kantong namun tetap mantap di lidah. Nasi goreng misalnya, selain rasanya yang gurih dan sedap, gizi dari sayuran yang dicampur didalam masakannya menambah nutrisi untuk tubuh kita.Seperti juga ayam goreng, hampir setiap budaya di dunia mengenal berbagai versi nasi goreng. Di Italia (Eropa) menu ini dikenal dengan risotto, namun bedanya digoreng dengan minyak zaitun dan imbuhan bumbu lokal Eropa. Di Timur Tengah dan India, ada nasi briani dan nasi samin yang masih satu "saudara" dengan nasi goreng. Masyarakat di China lebih familiar dengan sebutan Nasi Szechuan untuk nasi goreng dengan rasanya yang pedas. Sedangkan di Jawa, terdapat nasi goreng jawa yang sedikit unik dengan taburan taoge dan irisan udangnya.Nasi goreng bakar nan menggoda yang anti kolesterol bisa Anda jumpai di Nasi Goreng Bakar Mr. Puencheng, Jogja. Nasi yang telah digoreng kemudian dibakar untuk mendapatkan rasa bumbu yang meresap sempurna. Warung nasi goreng alternatif yang bisa Anda kunjungi saat mampir di kota Gudeg ini salah satunya adalah Nasi Goreng Bringharjo yang telah eksis sejak 1960-an.Dari Jogja, kita meluncur ke Semarang, tak kalah nikmatnya telah menunggu Nasi Goreng Babat Bu Djaikem dan Nasi Goreng Babat Pak Keman di Alun-alun Ungaran, sambil menikmati nasi goreng kita bisa sekalian nongkrong menikmati suasana Alun-alun kota Ungaran. Lain halnya dengan Nasi Goreng Mas Dodo di Bandung, memakai api arang sebagai pembakar tungku, menjadikan bumbu nasi goreng buatannya dapat meresap dan beraroma harum yang khas.Di Surabaya, ada yang namanya Kraton Nasi Goreng Jawa. Dengan bandrol Rp11.000-an, menawarkan cita rasa nasi goreng yang nikmat plus minumannya pula. Kota Solo juga bisa dibilang surga kuliner, tak terkecuali untuk urusan nasi goreng, ada warung Nasi Goreng Ijo Lezate di Jalan Hasanudin yang selalu ramai dikerubuti pembeli yang jajan di sore hari.Warga Ibukota yang gemar mampir ke Sentra Makanan Malam di Taman Sunter Indah, pasti tau salah satu warung nasi goreng yang cukup digemari, yaitu Nasi Goreng Comal yang menyajikan aneka nasi goreng, dengan pelengkap daging ayam, daging kambing, babat bahkan pete dengan harga per porsi rata-rata Rp7.000 saja.Banyak pilihan menu yang bisa Anda coba, dari mulai soto, bakso, ayam goreng, bakmi, sate hingga nasi goreng patut dijadikan alternatif menu agar tidak jenuh dengan masakan di rumah. Tunggu apalagi, kunjungi nasi goreng kaki lima yang rasanya bintang lima ini!
Bhocil'hoho..

Warung Bakso Iga Sapi Panorama terletak di Jalan Sidoluhur 34, Kampung Batik Laweyan, Kota Solo. Istimewanya sajian bakso di sini, membuat jumlah pengunjung mengalami peningkatan hingga 50% sejak liburan Lebaran jika dibandingkan dengan pada hari biasa.
Pengelola warung makan Bakso Iga Panorama di Jalan Sidoluhur 34, Laweyan, Solo, Eko, mengatakan peningkatan pengunjung mulai terasa sejak Hari Lebaran (H) hingga sekarang dan rata-rata warungnya mampu menghabiskan sekitar 10 kilogram daging sapi per hari. Sebelumnya rata-rata hanya menghabiskan daging sapi sebanyak lima kilogram per hari (untuk 120 mangkok) naik menjadi 10 kilogram per hari (240 mangkok).
Menurut dia, pembeli yang mampir di warung makan baksonya bukan berasal dari berbagai kota seperti dari Jakarta, Semarang, Bandung, dan Surabaya. Tapi, tapi juga dari Solo dan sekitarnya juga banyak. Sebagian besar pengunjung yang datang mencicipi bakso iga buatannya habis belanja batik di Kampung batik itu.
Menurut Eko, tempat warung baksonya memang sedikit sempit, paling hanya mampu menampung sekitar 20 orang pembeli. Namun, banyak pembeli merasa cocok dengan bakso iga Panorama, karena dibuat dari daging sapi nomor satu sehingga rasa baksonya empuk dan lezat. Dan lagi, Eko memiliki resep khusus cara pembuatan bakso itu, sehingga pembeli banyak yang kangen dan ingin mencoba lagi.
Eko mengaku banyak masyarakat yang menyukai kuliner belum tahu mengenai warung makan bakso iga yang dikelolanya tersebut, karena tempat warung baksonya agak tersembunyi di tengah toko pengusaha batik di Kampung Batik Laweyan.
Harga bakso iga sapi yang disajikan tidak mahal, karena hanya cukup merogoh uang kantung sebanyak Rp6.000 orang sudah mendapatkan satu mangkok bakso. Dengan harga Rp6.000 per mangkok, pembeli mendapatkan empat buah gelindingan bakso, iga sapi, bihun dan kuahnya yang kelihatan jernih.
Rasa bakso iga Panorama oleh banyak pengunjung dianggap sangat khas, sehingga banyak pembeli sering mampir ke warung itu setelah mereka selesai berbelanja kain batik. Baksonya empuk, rasanya lezat dan ada rasa ladanya sehingga membuat pembeli ketagihan jajan di warung Eko. Apalagi daging iganya yang empuk menjadi daya tarik pembeli.
Meskipun banyak daging iga dan sumsum tulang sapi mewarnai sajian bakso Panorama, tetapi bakso itu memiliki kuah jernih sehingga rasanya segar sekali.
Eko menambahkan warung makan baksonya merupakan satu-satunya penjual makanan di tengah-tengah Kampung Batik itu. Dan sejak liburan Lebaran warungnya mampu melayani ratusan mangkok bakso per hari.